BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 13 Januari 2012

Kemerdekaan untuk Pasar Tradisional


Cermin demokrasi

Demokrasi diambil dari bahasa Latin, demos yang berarti rakyat dankratos yang berarti hukum atau kekuasaan. Jadi demokrasi adalah hukum dan kekuasaan rakyat, dan dibahasakan dalam Undang Undang Dasar RI dengan “Kedaulatan berada di tangan rakyat”.

Birokrasi adalah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Ditinjau dari sudut etimologi, maka perkataan birokrasi berasal dari kata bureau dan kratia (Yunani), bureau artinya meja atau kantor dan kratia artinya pemerintahan. Jadi birokrasi berarti pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dari meja ke meja. Max Weber memandang Birokrasi sebagai suatu istilah kolektif bagi suatu badan yang terdiri atas pejabat-pejabat atau sekelompok yang pasti dan jelas pekerjaannya serta pengaruhnya dapat dilihat pada semua macam organisasi.

Ya, saat ini telinga kita sangat tidak asing dengan kata Demokrasi dan Birokrasi. Baik dari golongan bawah, menengah dan atas membicarakan mengenai hal ini. Dalam segala aspek kehidupan kita menemukan makna dari kata ini. Namun, Saya bingung dengan keadaan saat ini, kita (orang-orang) yang berteriak-teriak heboh mengenai demokrasi serta kebobrokan birokrasi, hendak nya kita harus bercermin, birokrasi mana yang dimaksud, kelas mana yang hendak dibela. jangan sampai ramai-ramai berkelompok turun dijalan, namun tidak tahu makna dan esensi dari aksi yang dilakukan.

Kita masyarakat Indonesia banyak yang merasa kesal dan ikut bersedih ketika pedagang kaki lima serta tukang sayur mayur (pasar tradisional) terpaksa harus digusur untuk pembangunan supermarket ber AC yang lebih besar dan modern. Namun ketika kembali dalam kehidupan rumah tangga khususnya mengenai pangan. Kita pula lah yang lebih memilih datang ke Supermarket ramai-ramai bersama keluarga. Mungkin karena lebih bersih ,lebih nyaman dan alasan lainnya. Kita pasrah untuk tidak menawar dan dengan senang hati  membayar pajak dari apa yang kita beli di super market tersebut. 

Namun kita membuat perbedaan perlakuan terhadap tukang sayur yang lewat depan rumah kita. Kita menawar nya habis-habisan. Bayangkan, padahal apa yang dibawa oleh tukang sayur tersebut adalah hasil alam Indonesia, pedagang sayur pun mendapat keuntungan tidak seberapa. Tapi masih saja ditawar dengan harga murah. tidakkah kita  terlalu tega, menawar harga terhadap tukang sayur dan buah yang besok pun kalau tidak habis terjual, akan busuk.

Setidaknya melalui tulisan ini saya ingin mengingatkan kepada diri saya  sendiri maupun semua pihak. Serta dari semua golongan untuk lebih konsisten terhadap apa yang kita lihat dan rasakan, sejauh mana kita mengerti arti demokrasi sehingga mempengaruhi tindakan kita dengan jelas, apa tujuan kita membela dan siapa yang harus dibela.

Ya, untuk negri yang kaya, arti merdeka itu ternyata masih sederhana, lebih baik belanja di tukang sayur (pasar tradisional) dengan tidak menawar. Daripada belanja di Supermarket luar yang ber AC dan terkena pajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar